Jumat, 11 Maret 2011

dari buku catatan ku

Surga datang berpurnama bulan
menyatakan....
tautan percintaan antara hamba
dengan SANG MAHA AGUNG

Bagi diriku....
AKU sebenarnya tidak akan pernah ada
tidak akan pernah hadir
karena AKU bagi diriku
tak pernah di ciptakan

Binaran suasana surga....
telah sampai ketelinga sang ulama
telah sampai pada penglihatan sang ulama
karena mereka memandang...
dengan penuh titah

Surga datang berbulan purnama
bagi diriku,binaran suasana surga
adalah.....
sebuah mata rantai dan jejaring...
yang harus kugapai

kikr bin medit alias pelit

Sakwetoro ngkas,mbah dul kiran
akan mati muda
karena tanahnya begitu luas....
untuk menanam hatinya,yang....
berjalan terseok-seok

Bagaimanapula kekayaannya datang....
karena....
tidak terjadi aliran
tidak terlihat air di tanah rendah
apakah???....
mbah dul akan terus membendung

Kesombongan telah menjadi tanaman
keangkuhan telah menjadi pujian....
nyanyian dan doa pengantar tidur
sehingga mbah dul tertidur dalam....
kealpaan dan kerugian yang amat sangat

Sakwetoro ngkas,mbah dul kiran....
tertawa dalam kesempitannya
hingga dia lengah....
dan tak menyadari,..bahwa...
Izrail terus mengintai dan....
menunggu mandat

jadilah sejati

angan sahaja
kau bersembunyi
di ketiak istri-istrimu
melainkan....
berdiri melawan terjangan ombak

Bukan pula,
menjadi pesakitan
disuapi sang anak
dan digendong....
oleh para cucu-cucu

Jadilah rembulan
yang menemani manusia
ditemaram malam
dengan cahaya yang lembut
pula indah....
menghiasi roman hati

Jadilah matahari
yang....
menyinari setiap kepala
menyinari setiap jengkal tanah
dengan penuh.....
keteraturan dan konsistensi
di dalam sistem ketaatan

berbagi

Siti Roimah sedang menertawakanku
karena kebodohan dan kedunguanku
atas kesalahan yang kubuat.....
berulang kali dan terus menerus
sepertinya aku asyik didalamnya....
(dalam kebodohan dan kedunguan)

Aku....
merasa malu
merasa terhina
merasa kerdil
atas tertawaan Siti Roimah

Dan....
ternyata...
aku salah duga
aku berprasangka negatif
karena....
hanya dengan senyum....
dan tawanya yang lugas,lembut...
serta apa adanya,
Siti Roimah....
terlihat cantik jelita

sebuah kenangan

Terlalu cepat hari berganti
untuk kesekian kali....
ingatanku kembali
pada pengadegan yang syahdu

Apakah aku tak pernah,
dan tak akan bisa....
membuang adegan-adegan itu
membuang semua perandaian

Masih ada pertautan dihatiku
masih ada bayangan dimataku
tersimpan...
dan tertata rapi

Saat ini....
telah berbeda
dan keharusanku adalah....
menjalani dan mensyukurinya

mengapa

Ada milyaran bintang di angkasa
mengapa berada di sana?
jika jarak terbentang begitu jauh,
masihkah mereka ada?

Ada milyaran warna membentuk
mampukah....
mata kita mengidentifikasi?
apa artinya...
jika warna tanpa cahaya?

Mengapa....
kesederhanaan
menjadi susah....
untuk dilakukan dan di lalui?
untuk dimaknai dan diinsyafi?

Mengapa....
kecurigaan dan syahwasangka
dendam,dengki,dan iri hati
kecewa dan derita.....
bersarang lama dihati???

bungaku

Kau telah hadir disini,
dan hanya untukku,
selamanya....
untuk keheningan malam
dan terang sang surya

Kau telah hadir di sini,
membuat indah rumahku
menebarkan wangi.....
ke-setiap tingkatan
yang ada di alam ini

Merekah....
dan akupun semakin terpesona
oleh tebaran pesona warnamu
kemilau....
menggetarkan sampai pusat hati

Aku sirami....dengan cinta
aku siangi....dengan ikhlas
aku semai.....dengan sabar
....dan aku nikmati indahnya....
dengan kepasrahan

bunda

Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

puisi sahabat

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

tentang merpati

Kabar burung
Merpati lambang cinta
Namun buntung
Simpati betambang duka

Gosip pagi di televisi
Merpati jalinan asmara
Tapi kasih tak pasti
Saksi perjalanan murka

Lidah orang bersahutan
Merpati itu suci
Pindah sarang berbarengan
Bertelur
Menetas
Lalu jadi burung kawakan
Apa yang suci?
Dasar tukang kawin

Pebincangan datuk
Merpati simbol kemakmuran
Sampai dibuatnya aku suntuk
Tetap merpati binatang sembarangan

Ribuan mata terpaku
Merpati putih berkicau
Indah menurut mereka
Menanjakan telinga pendengarnya
Damai bagi kalian
Masih saja aku sendirian

Merpati
Enyalah dariku
Kau cuma berbakhti
Tak bisa berpadu
Cinta antara dia dan daku